“Beban dan amanah kepemimpinan adalah mengimbangi semua prioritas
yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan adalah melakukan yang terbaik. Apa
yang diinginkan kadang-kadang belum tentu itu yang terbaik. Dan untuk membuat
perubahan, apalagi perubahan transformasional, pasti ada kritik. Sebelum
mengambil keputusan Sebelum mengambi keputusan, tanyakan, apakah yang kita
lakukan berdampak pada peningkatan pembelajaran murid?”
Nadiem Makariem ̴Menteri Pendidikan & Kebudayaan
1. Bagaimana
pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh
terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin
pembelajaran diambil?
Filosofi Pratap
Triloka Ki Hajar Dewantara
1. Ing Ngarso Sun Tulada
- Guru menjadi contoh, model dan teladan bagi murid-muridnya.
- Guru yang mendedikasikan dirinya untuk kepentingan murid
- Guru yang mengambi keputusan yang berpihak pada kebutuhan murid
2. Ing Madya Mangun Karsa
- Guru sebagai manager dan coach yang bertugas menuntun dan memberikan semangat kepada anak didiknya untuk meraih cita-cita sesuai dengan potensi dan minatnya.
- Menerapkan pendekatan restitusi dalam penyelesaian masalah yang dihadapi anak didik sehingga anak memiliki kesadaran akan rasa tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar
3. Tut Wuri Handayani
- Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran memberikan dukungan dan dorongan dari belakang agar anak didik menemukan dan mengembangkan potensi dirinya sehingga anak dapat mencapai tujuan yaang dicita-citakan.
2. Bagaimana
nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Setiap orang memiliki keunikannya dan menjunjung nilai-nilai yang berbeda
begitu pula dengan diri guru memiliki nilai-nilai dan prinsip-prinsip berbeda
yang dianut dan diyakininya dalam mendidik dan menuntun peserta didik. Hal ini
mempengaruhi cara pandang guru dalam menyelesaikan suatu permasalahan anak yang
dihadapi dalam kegiatan proses pembelajaran atau pengambilan suatu keputusan.
Namun nilai-nilai yang dimiliki sebagai seorang pendidik dan guru haruslah
mengandung kebajikan universal meliputi keadilan, tanggung jawab, jujur, rasa
syukur, lurus hati, integritas, rasa kasih sayang, komitemen, percaya diri, dan
sabar sehingga mampu membuat keputusan yang mendukung kemerdekaan belajar dan
berpihak kepada kebutuhan belajar anak didik.
3. Bagaimana
kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan
tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas
pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi
'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku
etis
(Georg Wilhelm Friedrich Hegel)
Sekolah adalah sebuah institusi Moral yang menganut nilai-nilai kebajikan
universal.
Penyebab pengambilan keputusan yang sulit adalah:
dilema etika & Bujukan Moral.
Maka sebelum mengambil keputusan harus mampu menganalisa dengan seksama dan
jelas apakah permasalahannya mengandung dilema etika atau bujukan moral.
Dilema
Etika adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua
pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan (Benar VS
Benar).
Bujukan
Moral adalah merupakan sebuah situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat
keputusan antara benar atau salah. (Benar VS Salah)
Ada 4
Paradigma Pengambilan Keputusan
1.
Individu lawan masyarakat (individual vs community)
2.
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
3.
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
4.
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
3
Prinsip Pengambilan Keputusan
1.
Berpikir Berbasis Hasil
Akhir (Ends-Based Thinking) ditentukan dengan konsekuensi atau
hasil dari suatu tindakan
2.
Berpikir Berbasis Peraturan
(Rule-Based Thinking) menentukan keputusan berdasarkan
peraturan yang telah dibuat
3.
Berpikir Berbasis Rasa
Peduli (Care-Based Thinking) prinsipnya “Lakukan kepada orang lain seperti
yang Anda ingin mereka lakukan kepada Anda." Dengan kepedulian terhadap
sesama kita akan menjadi lebih peka dan bersimpati.
Sembilan Langkah Pengambilan Keputusan
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang
saling bertentangan dalam situasi ini.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam
situasi ini
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan
dengan situasi ini.
4. Pengujian benar atau salah, yang meliputi
uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan Koran, uji
panutan/idola.
5. Pengujian paradigma benar lawan
benar
6. Melakukan prinsip resolusi
7. Investigasi opsi trilema
8. Buat keputusan
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Seorang pemimpin pembelajaran harus memberikan pelayanan
prima kepada peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya
sehingga mereka mampu menghadapi tantangan dalam menjalani kehidupan.
Pemahaman penerapan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah
pengambilan keputusan maka keputusan yang diambil aka lebih efektif.
Praktik konsep coaching model TIRTA akan membantu guru
dalam menuntun murid-muridnya sehingga murid memiliki kemampuan dan kecerdasan
berpikir kritis, menjunjung nilai-nilai kebajikan universal dan kesehatan
tubuh.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari
aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?
Seorang guru harus memiliki kemampuan dalam mengelola dan
menyadari aspek sosial emosional sehingga dapat mengambil keputusan dengan
kesadaran penuh terhadap konsekuensi dan akibat dari keputusan yang diambil.
Dalam menangani permasalahan yang dihadapi peserta didik,
seorang guru akan mencari tahu apa yang dirasakan oleh peserta didik bisa
dengan mendengarkan dengan perhatian penuh sehingga guru benar-benar memahami
situasi yang dihadapi dan apa langkah-langkah terbaik yang bisa diambil. Dalam
pengambilan keputusan dan sikap sering kali guru dihadapkan pada pilihan yang
mengandung dilema etika atau bujukan moral. Maka pada saat situasi seperti ini
yang dilakukan oleh guru adalah berhenti sejenak, menarik nafas panjang,
sehingga dapat memahami dengan baik situasi permasalahan yag dihadapi.
Sebuah keputusan hendaklah memiliki tujuan yang positif
dan bisa dipertanggungjawabkan.
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik.
Ketika dihadapkan pada pengambilan keputusan yang
memiliki dilema etika ataupun bujukan moral, maka prinsip dan paradigma yang
tepat dapat membantunya untuk mengambil keputusan. Sedangkan dalam kasus moral,
nilai kebajikan yang tertanam dalam diri seseorang akan menjadi penentu putusan
yang diambil.
Seorang pendidik atau pemimpin pembelajaraan harus
memiliki nilai-nilai kebajikan universal sebagai dasar atau pondasi dalam
pengambilan keputusan yang tegas dan bertanggung jawab.
Guru harus tegas ketika mengatakan benar jika memang
benar dan mengatakan salah jika memang salah.
9 langkah pengujian pengambilan keputusan menjadi
landasan bagi pedidik dalam menerapkan nilai-nilai kebajikan.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Dalam pengambilan keputusan melalui proses yang tepat
akan memiliki sebuah keputusan yang
tidak beresiko. Yang paling utama adalah mengidentifikasi apakah
keputusan yang akan diambil dilema etika atau bujukan moral.
Untuk dilema etika maka perlu dianalisa dengan baik
sehingga keputusan yang diambil dapat mengakomodasikan semua pemangku
kepentingan. Hal pertama menentukan
paradigma dan mengkaji prinsip pengambilan keputusan, dan menguji 9 langkah
pengambilan keputusan.
Namun bagi bujukan moral maka jelas benar dan salah
sehingga secara tegas mengambil keputusan yang berpihak pada kebenaran.
Pada akhirnya keputusan yang diambil akan mendukung
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan
Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma
di lingkungan Anda?
Kesulitan yang dihadapi saat memutuskan perkara dilema
etika kembali pada paradigma yang dipilih karena hal ini berkaitan dengan
prinsip dan nilai-nilai kebajikan yang diyakini. Dalam memutuskan suatu kasus,
akan dijumpai pertentangan pemilihan paradigma dilema etika karena adanya
perbedaan nilai-nilai kebajikan yang di anut. Kendala lainnya yakni adanya
perbedaan nilai-nilai kebajikan yang dianut sehingga menghasilkan keputusan
dengan paradigma dilema etika yang berbeda. Hal ini akan berlanjut pada
berbedanya pandangan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam kasus yang
mempersulit tercapainya kesepakatan. Kondisi tersebut tidak terlepas dari
masalah perubahan paradigma di lingkungan dimana kasus terjadi.
8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan
keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid
kita?
Pengambilan keputusan dalam pembelajaran akan berpengaruh
terhadap pengajaran yang dipilih. Apabila seorang guru telah memutuskan dan
memilih pembelajaran yang berdiferensiasi, dimana kebutuhan peserta didik dapat
terakomodasi secara keseluruhan, maka dengan ini pengajaran yang memerdekaan
murid-murid akan tercapai.
Saat seorang guru memutuskan untuk menggunakan game atau
ice breaking pun berarti guru tersebut telah memilih memerdekakan murid dengan
cara membahagiakan peserta didik melalui pembelajaran yang menyenangkan.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam
mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran harus memahami dengan baik
paradigma pengambilan keputusan, salah satunya seperti paradigma jangka panjang
versus jangka pendek. Ketika dihadapkan dalam sebuah kasus, maka penting bagi
seorang pendidik untuk mengkaji secara mendalam apakah keputusan yang diambil untuk
peserta didiknya dapat berdampak pada masa depan anak tersebut. Apabila dalam
mengambil keputusan tidak diperhitungkan dampak jangka panjang, ini akan
berpengaruh terhadap masa depan anak.
Sebagai contoh pada kasus yang ada pada modul 3.1
mengenai permasalahan seorang siswa yang terancam tidak lulus jika guru yang
mengetahui siswa tersebut mencontek pada saat ulangang dan melaporkan kejadian
tersebut kepada kepala sekolah, sementara itu siswa yang bersangkutan telah
mendapatkan beasiswa perguruan tinggi dalam bidang seni.
Apabila keputusan yang diambil salah, maka ini akan
berpengaruh terhadap masa depan siswa yang bersangkutan.
10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari
pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembelajaran modul 3.1
yaitu sebagai seorang guru, kita harus mempelajari pengambilan keputusan dengan
tepat untuk kegiatan pembelajaran yang memerdekakan murid sehingga mereka dapat
meraih apa yang dicita-citakan sesuai dengan bakat dan minat mereka.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dengan mengakomodasi
kebutuhan belajar murid melalui rancangan pembelajaran yang berdiferensiasi
sehingga kebutuhan murid terpenuhi.
Dalam melaksanakan pembelajaran mengikuti apa yang
dibutuhkan dan diinginkan murid. Pengambilan keputusan tidak boleh otoriter dan
dalam keadaan emosional. 9 langkah pengujian pengambilan keputusan merupakan
langkah-langkah dan upaya pengambilan keputusan yang adil dan bijaksana.
Selanjutnya menciptakan budaya positif di sekolah
sangatlah penting untuk membentuk karakter peserta didik.
Mempelajari modul ini sangatlah bermakna dan penting bagi
saya dalam menentukan sikap sebagai seorang guru dan pemimpin pembelajaran yang
lebih bijaksana, dewasa, sabar dan berlapang dada di berbagai situasi dan
kondisi permasalahan yang mengandung dilema etika dan bujukan moral
https://docs.google.com/presentation/d/14Cxz0K77wcRFOZksCfkkXXA385eB8pVV/edit?usp=sharing&ouid=105645985666053721368&rtpof=true&sd=true